+90 (507) 626 1394 usrahturkey@gmail.com

Sunday, October 26, 2014

Kondisi Peradaban Pada Masa Turki Ustmaniyyah

7:54 PM

Share it Please
Sebuah peradaban yang dapat bertahan sampai lebih dari 150 tahun bisa dikatakan bahwa peradaban tersebut memiliki karakter kebudayaan, ideologi, keilmuwan, teknologi dan kehidupan sosial yang tinggi dan kuat.

Dalam sepanjang sejarah umat Islam, peradaban-peradaban besar tersebut antara lain adalah Peradaban Abbasiyyah di Baghdat (749–1258), Umayyah di Andalusia (756–1031), Dinasti Seljuk di Anatolia (1040–1318) dan Turki Ustmaniyyah di Balkan dan Anatolia (1299–1918).

Sebuah Karya darı Şeyh Hamidullah
Peradaban yang berkembang pada masa Turki Ustmaniyyah lebih layak disebut sebagai peradaban Islam daripada Ustmaniyyah itu sendiri. Beberapa muarrikhun (ahli sejarah) dan musytasyriq (orientalis barat) ada yang menyebutnya sebagai perkembangan peradaban bangsa Turki. Bagaimanapun menurut mereka Islam diidentikkan dengan peradaban bangsa Arab.

Tetapi seperti yang menjadi aqidah dan keyakinan kita semua, bahwa setiap bangsa yang bersaksi bahwa tiada illah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah rasul Allah adalah Islam. Termasuk bangsa Turki dan peradaban Ustmaniyyah.

Dalam tulisan kali ini, kami mencoba untuk menyampaikan kondisi secara umum peradaban Islam yang berkembang pada periode Turki Ustmaniyyah.

Pertama, Kedaulatan Turki Ustmaniyyah memiliki wilayah kekuasaan luas yang memanjang dari Syams hingga Khurasan dan dari Mesir hingga Haramain. Ini menyebabkan banyaknya interaksi kultur, budaya, bahasa, agama dan peradaban yang menjadikan peradaban Turki Ustmaniyyah menjadi peradaban yang kaya dan majemuk. Dapat dikatakan juga bahwa Turki Ustmaniyyah memiliki peninggalan budaya dan peradaban yang lebih kaya dan kuat dibanding dengan kedaulatan-keldaulatan Islam yang lampau.

Dalam sepanjang sejarah umat Islam, peradaban setelah asr-ı saadet (masa Rasulullah) seperti Umayyah dan Hasyimiyah senantiasa diiringi dengan kisah yang pedih. Pada tahun 1055 dengan beralihnya kekuasaan dari bangsa Seljuk kepada Ustmaniyyah dan beberapa beylik (kerajaan-kerajaan kecil)yang kemudian bersatu tanpa adanya pertempuran yang berarti, kedaulatan tersebut hidup berjaya hingga 300 tahun.

Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu dan keilmuwan sangat mengambil tempat yang penting dalam perkembangan peradaban Islam. Pada periode dinasti Umayyah dan Abasiyyah aktivitas pengembangan ilmu yang dilaksanakan di masjid-masjid memberikan contoh yang riil pentingnya mengembangkan ilmu sebagai asas besarnya peradaban. Sedangkan pada masa Seljuk dan Karahanli pengembangan ilmu tersebut lebih banyak dilaksanakan di madrasah yang sampai saat ini masih kita teruskan.

Dengan demikian, seperti peradaban-peradaban Islam yang dibina pada periode sebelumnya, Turki Ustmaniyyah juga menyadari bahwa ilmu adalah asas pembangunan suatu negara. Yaitu dengan mengembangkan sistem madrasah.

Dalam periode awal Turki Ustmaniyyah kefakihan Islam, kematangan, kecerdasan dan keterampilan seorang calon sultan sangat diperhatikan. Kadang-kadang perdebatan yang dilakukan di tempat rapat dijadikan sebagai headline news di kerajaan.

Turki Ustmaniyyah membentuk Mahkamah seperti halnya pada hari ini, agar permasalahan-permasalahan masyarakat dapat diselesaikan dengan dikeluarkannya fetva (fatwa) dan görüş (pandangan) terhadap masalah tersebut oleh seorang Şeyhülislam.

Pada masa Turkı Ustmaniyyah, dunia seni juga boleh dikatakan sangat berkembang. Khususnya seni menulis kaligrafi dan khat. Seperti Şeyh Hamidullah seorang ulama dan seniman besar pada masa Ustmaniyyah di bidang khat, musik, dll.

Tentunya bukan mereka saja yang dihasilkan untuk peradaban Islam pada masa Turki Ustmaniyyah hingga mencapai keemasan. Para tentara di medan peperangan, penataan kota, perkembangan industri, kelautan, teknologi, pertanian dan masih banyak lagi usaha Turki Ustmaniyyah dalam upaya meninggikan peradaban umat Islam.

Penulis : Fatchul Wachid - İlahiyat Fakültesi Karadeniz Teknik Üniversitesi
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment